SEJUMLAH titik tanggul utama Begawan Solo di Kecamatan Rengel dan Plumpang, Kabupaten Tuban, Jatim, kembali mengalami kritis karena longsor hingga menimbulkan retakan. Retaknya bangunan tanggul utama Bengawan Solo lebih dari 100 meter membuat warga resah. Jika itu tidak segera diperbaiki, banjir besar mengancam ribuan jiwa dan permukiman warga.
Diduga kuat, keretakan tersebut dipicu perbaikan tanggul yang tidak sesuai dengan bestek. Untuk yang di kawasan Desa Bandungrejo dan Desa Kedungrejo, Kecamatan Plumpang, tanggul utama mengalami retak sepanjang 100 meter dan lebar 1 meter.
Di Dusun Blimbing, Desa Banjararum, Kecamatan Rengel, keretakan tanggul utama mencapai lebih dari 5 meter dengan lebar 30 cm hingga 50 cm. Warga menduga keretakan itu diakibatkan proses perbaikan yang tidak sesuai dengan bestek. “Ini baru diperbaiki dua bulan lalu namun, sudah retak kembali,“ kata Suharto, salah satu warga setempat.
Tanggul retak itu membuat warga sekitar resah. Dikhawatirkan, jika tidak segera diperbaiki, tanggul utama bisa jebol dan banjir besar bisa melanda ribuan warga di lima kecamatan sepanjang daerah aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo.Apalagi, saat ini intensitas curah hujan mulai tinggi mengguyur wilayah setempat.
Warga berharap pemerintah segera memperbaiki tanggul secara permanen sehingga banjir besar seperti pada 2008 lalu tidak terulang lagi. Terkait dengan hal itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban Joko Ludiono belum bisa dikonfirmasi.
Dari Lembata, Nusa Tenggara Timur, pemerintah setempat tidak mempersiapkan dana perbaikan pembangunan kanal banjir di Kahaona, Kelurahan Selandoro, yang roboh akibat diterjang banjir beberapa waktu lalu. Kontraktor pelaksana yang mengerjakan proyek tersebut pun pasrah sebab tidak ada lagi anggaran untuk perbaikan kanal banjir yang rusak karena faktor cuaca.
Perbaikan kanal banjir yang roboh bisa dilakukan pada anggaran perubahan APBD 2015 mendatang. Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua DPRD Lembata Makarius Dolu, kemarin.
Menurut Dolu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan dinas pekerjaan umum soal langkah-langkah emergensi dalam mengatasi kekhawatiran warga di sekitar kanal banjir yang nyaris roboh itu, tetapi pemerintah tidak mempersiapkan dana penanggulangan.
“Saya sudah berkoordinasi dengan pemerintah untuk mengatasi kekhawatiran warga di sekitar pembangunan Kanal Banjir Kahaona, tetapi tidak dipersiapkan anggaran perbaikan dalam waktu dekat,“ jelas Dolu. (YK/PT/N-2) Media Indonesia, 04/12/2014, halaman 11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar