TANGGUL Sungai Jati di Desa Bulung Kulon, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, kritis dan mengalami pendangkalan sepanjang 1,5 km. Kondisi itu mengancam ribuan warga yang berada di sepanjang sungai saat memasuki musim penghujan.
Upaya normalisasi sungai selebar 7 meter itu hingga kini belum dilaksanakan. “Kami khawatir banjir bandang kembali menerjang desa kami seperti pada Januari lalu. Selain tanggul yang kritis, juga terjadi pendang kalan Sungai Jati yang membelah desa ini,“ kata Marwoto, 33, warga Desa Bulung Kulon, Kecamatan Jekulo, Kudus, kemarin.
Saat ini masyarakat di sekitar sungai rutin melakukan ronda untuk mengantisipasi terjadinya banjir bandang. “Jika tanggul jebol atau air melimpas, kami bisa langsung mengungsi,“ imbuhnya.
Sedimentasi membuat kedalaman sungai tinggal 0,5 meter. Apalagi kondisi sungai berada di tengah-tengah permukiman. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus telah mengantisipasi dengan menyi-agakan peralatan untuk mengantisipasi banjir. Sayangnya peralatan perahu karet dari jumlah total tujuh unit, yang bisa digunakan hanya tiga.
“Kami sedang memperbaiki empat perahu karet agar bisa digunakan saat kondisi darurat. Apalagi keberadaan perahu karet sangat vital,“ kata Kepala BPBD Kudus Bergas Catursasi Penanggungan. Pada bagian lain, 11 kecamatan di Kabupaten Sragen merupakan daerah rawan banjir luapan Sungai Bengawan Solo. Pemkab Sragen mengeluarkan larangan bagi warga untuk tidak bermain di sungai jelang musim penghujan.
Dari penjelasan Muhktar Ahmadi, pejabat Penanggulangan Bencana Alam pada Badan Kesbangpolinmas Sragen, 11 kecamatan rawan banjir antara lain Plupuh, Tanon, Masaran, dan Sidoharjo. Pemkab Sragen pun memasang alat peringatan deteksi dini banjir di Bengawan Solo, yang bisa langsung disebarluaskan ke masyarakat di sekitar sungai itu.
Siaga bencana menyambut musim hujan juga dilakukan BPBD Klaten bersama relawan. Kepala Pelaksana BPBD Klaten Sri Winoto menjelaskan koordinasi Pemkab Klaten, BPBD, dan relawan terus ditingkatkan menghadapi banjir, longsor, dan angin puting beliung di Kecamatan Gantiwarno, Cawas, Bayat, dan Kemalang. (AS/WJ/JS/N-4) Media Indonesia, 13/11/2014, halaman 11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar