TANGGUL Sungai Jati di Desa Bulung Kulon, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, kritis dan mengalami pendangkalan sepanjang 1,5 km. Kondisi itu mengancam ribuan warga yang berada di sepanjang sungai saat memasuki musim penghujan.
Upaya normalisasi sungai selebar 7 meter itu hingga kini belum dilaksanakan. “Kami khawatir banjir bandang kembali menerjang desa kami seperti pada Januari lalu. Selain tanggul yang kritis, juga terjadi pendang kalan Sungai Jati yang membelah desa ini,“ kata Marwoto, 33, warga Desa Bulung Kulon, Kecamatan Jekulo, Kudus, kemarin.
Minggu, 16 November 2014
Minggu, 02 November 2014
Petani Keluhkan Serbuan Gula Rafi nasi
PARA petani tebu di Jawa Tengah marah besar dengan mem banjirnya gula rafi nasi di pasar umum, yang memaksa gula lokal milik mereka tertahan di gudang-gudang pabrik gula. Akibatnya gula lokal mengalami penurunan harga hingga tinggal Rp7.700 per kg, atau masih jauh di bawah HPP yang dipatok Rp8.500 per kg.
“Ini sungguh keterlaluan. Rafi nasi mestinya hanya khusus untuk industri minuman dan makanan, dan bukan di pasar umum. Jadi, ini tidak bisa dibiarkan. Sebaiknya pe merintah baru di bawah duet kepemimpinan Jokowi-JK segera menghentikan impor gula rafi nasi. Jika tidak, petani tebu kita dipastikan tinggal menunggu lonceng kematian,” ungkap Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jawa Tengah Sukadi Wibisono kepada Media Indonesia, kemarin.
“Ini sungguh keterlaluan. Rafi nasi mestinya hanya khusus untuk industri minuman dan makanan, dan bukan di pasar umum. Jadi, ini tidak bisa dibiarkan. Sebaiknya pe merintah baru di bawah duet kepemimpinan Jokowi-JK segera menghentikan impor gula rafi nasi. Jika tidak, petani tebu kita dipastikan tinggal menunggu lonceng kematian,” ungkap Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jawa Tengah Sukadi Wibisono kepada Media Indonesia, kemarin.
Langganan:
Postingan (Atom)